Di Keputusan Mutakhir tersebut, AS bakal melipatgandakan bea masuk Sebagai Mobil Listrik (EV) menjadi lebih Di 100% dan memberlakukan pungutan Mutakhir Di chip Pc, panel surya dan baterai lithium-ion.
Pejabat pemerintahan Biden mengklaim langkah-langkah itu datang sebagai tanggapan atas “praktik perdagangan tidak adil” Pada bertahun-tahun Di China . Termasuk Ke antaranya Pindah Ilmu Pengetahuan secara paksa, Pelanggar kekayaan intelektual, dan Hacking dunia maya Di Usaha Amerika.
“China menggunakan pedoman yang sama Di Sebelumnya Itu Sebagai menggerakkan Perkembangan ekonomi mereka Di mengorbankan orang lain lewat terus berinvestasi, Kendati kelebihan kapasitas China dan membanjiri pasar Internasional Di Produk Ekspor yang underpriced Lantaran praktik yang tidak adil,” kata Penasihat Keadaan Ekonomi Negara Gedung Putih, Lael Brainard kepada wartawan seperti dilansir RT.
Perubahan tarif dibenarkan Di Perwakilan Dagang AS Katherine, yang menuduh China mencuri kekayaan intelektual AS dan mengklaim bahwa Di beberapa Peristiwa Pidana Beijing telah menjadi “lebih agresif” Di intrusi cyber yang menargetkan Ilmu Pengetahuan Amerika.
Dia menerangkan, tarif Sebelumnya Itu telah efektif Di Mengurangi Pembelian Barang Di Luar Negeri Produk-Produk China AS, sambil Meningkatkan Pembelian Barang Di Luar Negeri Di Bangsa lain. Menurut Biro Sensus AS, Bangsa itu mengimpor Produk senilai USD427 miliar Di China Di tahun 2023 dan mengekspor USD148 miliar.
Para pejabat AS telah berulang kali menyebut China sebagai “pesaing” utama Amerika, sambil memperketat pembatasan ekonomi Di Bangsa berjuluk Negeri Tirai Bambu tersebut. Tarif Produk-Produk China dinaikkan secara signifikan Ke bawah mantan Kepala Negara Donald Trump, yang Melakukan tekanan pertama Di tit-for-tat yang dimulai Di 2018.
Pendekatan serupa terus berlanjut Ke bawah penggantinya, Joe Biden, yang telah Menerapkan beberapa Keputusan yang ditujukan Sebagai ekonomi China. Beijing telah memperingatkan bahwa langkah-langkah tersebut melanggar prinsip-prinsip persaingan yang adil, dan membahayakan stabilitas perdagangan dunia.
Sambil Itu Di pekan lalu, Dana Moneter Internasional atau IMF memperingatkan, bahwa meningkatnya ketegangan perdagangan AS-China mengancam Perkembangan ekonomi Internasional secara keseluruhan.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Tarif Tinggi AS Bakal Menampar Pembelian Barang Di Luar Negeri Di China hingga Rp286,5 Triliun