“Percayalah bahwa kekuasaan setebal apa pun tembok kekuasaan itu dibangun, Kudatuli mengajarkan kekuatan arus bawah tidak bisa dibungkam saudara-saudara sekalian,” kata Hasto Di peringatan peristiwa 27 Juli atau biasa dikenal peristiwa Kudatuli Hingga Kantor DPP PDIP, Jalan Diponogoro, Menteng, Jakarta, Sabtu (27/7/2024).
Menurut dia, kekuatan arus bawah mampu melawan berbagai tembok-tembok kekuasaan yang lupa diri. Dia mengatakan, peristiwa Kudatuli mengajarkan bahwa makna sejati kekuasaan adalah Sebagai rakyat, dan kepemimpinan Indonesia Untuk dunia.
“Lantaran itulah koreografi kebudayaan tadi sengaja ditampilkan Lantaran Untuk kita adalah bangsa yang berkebudayaan tinggi,” ujarnya.
Sebelumnya, PDIP berharap, Komisi Nasional Ham (Komnas Hakasasi Manusia) menetapkan peristiwa 27 Juli atau biasa dikenal sebagai peristiwa Kudatuli sebagai peristiwa Kartu Peringatan Hakasasi Manusia berat. Hal ini disampaikan Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto.
“Dan itulah yang kita harapkan suatu pengakuan bahwa Kudatuli adalah Kartu Peringatan Hakasasi Manusia berat,” kata Hasto Di Menyediakan pidato Hingga Kegiatan peringatan peristiwa 27 Juli yang digelar Hingga halaman Kantor DPP PDIP.
Hasto menyampaikan, Sebelum 27 Juli Hingga tahun-tahun Sebelumnya, terus memperjuangkan Kudatuli ini sebagai suatu kejahatan luar biasa (extra ordinary crime).
“Pasalnya, ini merupakan bentuk Kartu Peringatan Hakasasi Manusia berat,” tutupnya.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: PDIP Tegaskan Tembok Kekuasaan Tak Berencana Bisa Bungkam Suara Arus Bawah