Arab News melansir, Jumat (10/5/2024) TikTok Menerapkan “Kredensial Konten,” sebuah tanda yang Menunjukkan bagaimana gambar dibuat dan diedit. Keahlian Kredensial Konten dipelopori Bersama Adobe tetapi terbuka Sebagai digunakan Bersama perusahaan lain dan telah diadopsi Bersama perusahaan pembuat ChatGPT, OpenAI.
Para peneliti mengkhawatirkan jika konten yang dihasilkan AI dapat digunakan sebagai hoaks Untuk upaya mengganggu Pemungutan Suara Rakyat AS Di musim gugur ini. TikTok masuk Hingga Untuk deretan 20 perusahaan Keahlian yang sudah menandatangani perjanjian Sebagai melawan hal tersebut.
YouTube, yang dimiliki Bersama Google Alphabet, serta Meta Platforms Memperoleh Instagram dan Facebook berencana menggunakan Kredensial Konten.
Agar sistem dapat berfungsi, pembuat alat AI generatif yang digunakan Sebagai membuat konten dan platform yang digunakan Sebagai mendistribusikan konten harus setuju Sebagai menggunakan standar industri.
Jika seseorang menggunakan alat Dall-E OpenAI Sebagai menghasilkan gambar, misalnya, OpenAI menempelkan tanda khusus Di gambar yang dihasilkan. Jika gambar yang ditandai tersebut Setelahnya Itu diunggah Hingga TikTok, maka secara otomatis Berencana diberi label sebagai buatan AI.
TikTok, yang dimiliki Bersama ByteDance China Memperoleh 170 juta User Hingga Amerika Serikat, yang Mutakhir-Mutakhir ini Menerbitkan undang-undang yang mewajibkan divestasi TikTok atau Berusaha Mengatasi larangan. TikTok dan ByteDance telah menggugat Sebagai memblokir undang-undang tersebut, Bersama alasan bahwa undang-undang tersebut melanggar Amandemen Pertama.
TikTok Sebelumnya Itu sudah menerapkan label Di konten yang dihasilkan AI Untuk Gadget Lunak TikTok sendiri, Akan Tetapi kini TikTok Berencana menerapkan label AI Di konten yang dibuat menggunakan AI Hingga luar Gadget Lunak TikTok.
“Kami juga Memperoleh Aturan yang melarang AI realistis yang tidak diberi label, Bersama Sebab Itu jika AI (konten yang dihasilkan) yang realistis muncul Hingga platform, maka kami Berencana menghapusnya Lantaran melanggar pedoman komunitas kami,” kata Adam Presser, kepala operasi dan Perlindungan Hingga TikTok.
MG/Maulana Kusumadewa Iskandar
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Cegah Hoaks, TikTok Labeli Konten AI