Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan Matauang Asing AS didorong Ketidakstabilan Ekonomi indeks harga konsumen dan CPI inti bulan Di bulan lebih rendah Untuk Prakiraan Untuk bulan April.
“Data tersebut, yang juga diikuti Dari data penjualan ritel yang lebih lemah Untuk Prakiraan, Memperbaiki harapan bahwa Ketidakstabilan Ekonomi Berencana Lebih menurun Untuk beberapa bulan mendatang, Memberi kepercayaan diri yang lebih besar kepada The Fed Untuk mulai memangkas suku bunga,” tulis Ibrahim Untuk risetnya, Kamis (16/5/2024).
Hal ini menyebabkan para pedagang Memperbaiki ekspektasi mereka Di penurunan suku bunga sebesar 25 basis Nilai Di bulan September, yang kemungkinannya Meresahkan menjadi hampir 54% Untuk 49% Di minggu lalu, menurut alat CME Fedwatch. Akan Tetapi, angka CPI masih jauh Di atas target tahunan The Fed sebesar 2%, Sambil Itu sejumlah pejabat The Fed juga memperingatkan Di seminggu terakhir bahwa Lembaga Keuanganpusat perlu lebih diyakinkan bahwa Ketidakstabilan Ekonomi Untuk turun.
Di Di Itu, Tiongkok terpukul Dari Washington yang mengenakan tarif perdagangan yang lebih ketat Di industri-industri utama Tiongkok, seperti Mobil Listrik, Terapi-obatan, dan Ilmu Pengetahuan tenaga surya. Beijing mengancam Berencana membalas tindakan tersebut. Walaupun Pertempuran dagang kembali memanas, Akan Tetapi pasar optimis atas stimulus fiskal yang lebih besar Di Tiongkok, serta meningkatnya Pemberian Di pasar properti.
Beijing mengatakan Berencana memulai penerbitan obligasi besar-besaran senilai 1 triliun yuan (USD138 miliar) Di minggu ini, Sambil Itu beberapa kota besar juga melonggarkan pembatasan pembelian Tempattinggal Untuk mendukung pasar properti. Data produksi industri dan penjualan ritel Tiongkok, yang Berencana dirilis Di hari Jumat, kini ditunggu sebagai petunjuk Bersama Detail mengenai importir tembaga terbesar Di dunia tersebut.
Untuk sentimen domestik, Bank Indonesia (Banksentral) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia Di triwulan I 2024 menurun. Posisi ULN Indonesia Di triwulan I 2024 tercatat sebesar USD403,9 miliar atau setara Rp6.489 triliun (asumsi kurs Rp16.070 per Matauang Asing AS), turun dibandingkan Bersama posisi ULN Di triwulan IV 2023 yang sebesar USD408,5 miliar atau Rp6.563 triliun.
Penurunan posisi utang luar negeri ini bersumber Untuk ULN sektor publik maupun swasta. Bersama perkembangan tersebut, ULN Indonesia secara tahunan Merasakan kontraksi Kemajuan sebesar 0,02 persen year on year (yoy), Setelahnya tumbuh 3,0 persen yoy Di triwulan Sebelumnya Itu.
ULN pemerintah juga mencatat penurunan. Posisi ULN pemerintah Di triwulan I 2024 tercatat sebesar USD192,2 miliar atau Rp3.088 triliun, turun dibandingkan Bersama posisi triwulan Sebelumnya Itu sebesar USD196,6 miliar atau Rp3.158 triliun.
Secara tahunan, ULN pemerintah terkontraksi sebesar 0,9 persen yoy, Setelahnya tumbuh 5,4 persen yoy Di triwulan Sebelumnya Itu. Berdasarkan data Atas, Kurs Matauang Kurs Matauang Nasional Untuk perdagangan besok diprediksi bergerak fluktuatif, Akan Tetapi kembali ditutup menguat Di rentang Rp15.960 – Rp16.090.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Kurs Matauang Nasional Ditutup Menguat Sore Ini, Tekuk Matauang Asing Di Rp15.923