Dikutip Bersama situs kopasgat.tni-au, Rabu (15/5/2024), sejarah baret berwarna jingga tersebut berawal Bersama adanya surat Bersama Gubernur Kalimantan, Pangeran Mohammad Noor, tentang permintaan kepada Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI), agar dapat mengirimkan pasukan payung Hingga Kalimatan Untuk membentuk dan menyusun gerilyawan Di membantu perjuangan rakyat Kalimantan.
Maksud Bersama mengirim pasukan itu, agar bisa mendirikan stasiun radio induk Untuk keperluan membuka jalur komunikasi Di Kalimantan Bersama Yogyakarta serta menyiapkan Daerah penerjunan (dropping zone) Untuk penerjunan Berikutnya.
Permintaan tersebut disambut baik Dari Kepala Staf Angkatan Udara Republik Indonesia Pada itu, yakni Komodor Udara Suryadi Suryadarma dan ditunjuklah Mayor Udara Tjilik Riwoet Untuk Menyusun prajurit-prajurit AURI yang Berencana diterjunkan Hingga Kalimantan.
Maka disusunlah Ide, Lalu dilakukan Di tanggal 17 Oktober 1947, dinihari, sebuah pesawat Dakota RI-002, Bersama pilot Bob Freeberg dan co-pilot Opsir Udara III Suhodo take off Bersama Pangkalan Udara Maguwo.
Mentari pagi Hingga ufuk timur yang berwarna jingga mengiringi prajurit terbang Di Kalimantan Bersama melintasi lautan dan menelusuri hutan belantara, Untuk memulai baktinya kepada bangsa dan Bangsa.
Bertindak sebagai jumping master adalah Opsir Muda Udara III Amir Hamzah dan sebagai penunjuk Daerah penerjunan adalah Mayor Udara Tjilik Riwoet.
Hingga-13 prajurit AURI ini berhasil diterjunkan Hingga Daerah Sambi, Kota Waringin Barat, Kalimantan Di. Mereka adalah Heri Hadi Sumantri, FM Suyoto, Iskandar, Ahmad Kosasih, Bachri, J Bitak, C Willem, Imanuel Nuhan, Amirudin, Ali Akbar, M Dahlan, JH Darius, dan Marawi.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Mengenal Arti dan Makna Baret Jingga Kopasgat, Pasukan Elite TNI AU