“Kita rata-rata Kemajuan double digit gitu ya artinya 16-18%, tetep stay disitu,” ungkap Hery usai Public Expose Sukuk Sustainability BSI, Rabu (15/5/2024).
Meski demikian, Hery mengaku, memang ada dampak Bersama kenaikan suku bunga ini tak serta merta berdampak Ke tingkat suku bunga Dana Pihak Ketiganya (DPK).
“Sudah pasti ada pengaruh kan kepada DPK terutama adalah impactnya adalah pasti produk deposito, tapi kalau tabungan sama giro Mungkin Saja gak terlalu impact, Bersama Sebab Itu Mungkin Saja ada peningkatan Bersama sisi cost of fund tapi gak terlalu krusial,” jelas Hery.
BSI pun Self-Esteem bahwa dana murahnya cukup kuat Bersama nominal lebih Bersama Rp120 triliun. Supaya, ini menjadi modal dasarnya Untuk terus mendukung Kemajuan Bersama dana murah.
“Kan BSI itu komposisi dana murahnya lebih Bersama 60%, kalo bank yang dana murahnya cukup kuat, impact kenaikan suku bunga acuannya tidak terlalu besar,” ujarnya.
“DPK aja, kita juga nahan juga tidak Mungkin Saja transmisi Hingga tingkat bunga yang… belum lah masih stabil dan bank sangat kuat permodalan, Lalu rasio-rasio likuiditas, liabilitas masih baik,” pungkas Hery.
Perlu diketahui, BSI mencatat dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp294 triliun, naik 12,35% secara tahunan (yoy). Sebanyak Rp178 triliun atau 60,5% Ke antaranya merupakan dana murah atau current account savings account (CASA).
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Era Suku Bunga Tinggi, Dirut BSI Pede Kemajuan Usaha Double Digit