Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, Matauang Asing AS dipengaruhi Prakiraan pertama PDB AS kuartal kedua dan Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi, yang diandalkan Di Federal Reserve Sebagai mengukur Kenaikan Fluktuasi Harga Dan Jasa.
“The Fed Melakukan pertemuannya Di hari yang sama. Walaupun hanya sedikit orang yang Meramalkan Akansegera mulai menurunkan suku bunga Di bulan ini, ada Potensi bagus bahwa pesan The Fed Sebagai melakukan pivot Di bulan September Akansegera menjadi lebih kuat, mengingat penurunan Kenaikan Fluktuasi Harga Dan Jasa Di berbulan-bulan dan Perkembangan yang lebih lambat,” tulis Ibrahim Di risetnya, Kamis (25/7/2024).
Lebih Di tiga perempat ekonom yang disurvei Di Reuters Meramalkan BOJ Akansegera tetap bertahan Di bulan ini dan kemungkinan langkah Berikutnya Di bulan September atau Oktober.
Dugaan intervensi Nilai Mata Uang Terbaru-Terbaru ini membuat para spekulan bergegas menutup perdagangan carry trade yang Di ini menguntungkan, Hingga mana mereka meminjam Di yen Di imbal hasil rendah dan berinvestasi Di aset Nilai Mata Uang Di suku bunga lebih tinggi.
Samping Itu, pasar China Merasakan penurunan tajam Sebab serangkaian data ekonomi yang lemah melemahkan sentimen Di Negeri tersebut. Perekonomian China tumbuh kurang Di yang diperkirakan Di kuartal kedua.
Pemotongan suku bunga yang tiba-tiba Hingga Negeri ini juga tidak banyak memperbaiki sentimen. Laporan Di hari Kamis Menunjukkan bahwa beberapa bank milik Negeri Tiongkok telah menurunkan biaya pinjaman menyusul penurunan suku bunga pinjaman utama yang mengejutkan Di awal pekan ini.
Di sentimen domestik, pemerintahan Ri dan Wakil Ri terpilih Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming perlu berhati-hati Sebab harus Berjuang Di utang jatuh tempo yang diwariskan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) lima tahun Hingga Didepan atau hingga 2029 yang tembus Rp3.748,2 triliun dan pemerintahan Terbaru Memiliki janji yang luar biasa banyak.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Idr Tembus Rp16.250, Cemas Situasi Utang Pemerintah Rp8.353 Triliun